oleh : Lintang Galih Sukma
Triangular Role mahasiswa
Semua orang sudah mahfum, bahwa pemuda terkait erat dengan semangat, ide-ie cemerlang, keberanian, dan idealismenya. Sebuah potensi yang sangat luar biasa manakala variable-variable tersebut dioptimalkan sebaik mungkin, dan sebuah kekuatan yang sangat luar biasa yang mampu membangunkan macan tidur untuk kembali Berjaya atas seantero dunia. Muhammad Hatta bahkan menspesifikasikan istilah ini dengan sebutan mahasiswa. Memang benar adanya, mahasiswa merupakan tonggak lahirnya perubahan-perubahan besar di Indonesia dan dunia. Mahasiswa tidak akan mampu berlepas pada suatu institusi dengan sebutan perguruan tinggi. Di sana mereka lahir, berkembang, dan mengasah diri. Sehingga, suatu keniscayaan adanya suatu sinergisme kerja antara keduanya bagi kemajuan bangsa.
Fakta membuktikan bahwa, pemuda-pemuda Indonesia hanya segelintir saja yang mampu menyandang peran sebagai mahasiswa. Maka dengan segelintir manusia ini, terdapat harapan besar terhadap kontribusinya di dalam masyarakat. Sebagai seorang akademisi, mahasiswa dituntut kompetensinya di bidang keilmuan. Mahasiswa sebagai elemen strategis dalam masyarakat dinantikan profesionalitasnya kelak saat dipercaya mengelola jabatan tertentu di ranah publik. Dalam kacamata pergerakan mahasiswa, ketiga harapan ini analog dengan triangular peran mahasiswa: agen perubah yang memiliki kekuatan moral dan siap menjadi SDM strategis masa depan.
Kelompok Studi: aktivitas mahasiswa berbasis kepakaran
Kian bertambahnya jaman, kian majunya peradaban berikut dengan instrument-instrumennya. Mahasiswa pun yang memiliki 3 peran tersebut, dituntut untuk terus dan selalu berjalan maju mengikuti kemajuan tersebut. Karena itu, perguruan tinggi dan begitu pula mahasiswa berorientasi pada hal-hal yang bersifat akademis. Namun, sayang, akibatnya 3 peran tersebut menjadi tersisihkan. Syukurnya, pendapat ini baru asumsi.
Menelaah lebih dalam orientasi mahasiswa kekinian dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Berbasis pada kepakarannya
2. Memberikan pilihan solusi secara rasional dengan dasar kompetensinya
3. Melakukan aksi nyata dengan karya intelektual dan upaya masuk dalam wilayah operasional dalam sektor kehidupan paska kampus
4. Melakukan mobilitas vertikal berdasar kompetensi dan profesionalitasnya
Sintesis keempat poin di atas dengan ketiga peran sebelumnya melahirkan sebuah wadah yang dikenal dengan sebutan kelompok studi.
Kelompok studi sendiri memiliki berbagai macam jenis dan pola tergantung di mana mereka berada. Ada KSU (kelompok studi universitas), KSF (kelompok studi Fakultas), dan KSS (kelompok studi spesifik). Masih banyak istilah lainnya yang bisa digunakan untuk memaksudkan hal ini.
selanjutnya: Kompeten, Profesional, Kontributuif