4-5 Maret 2016, GSC kembali mengadakan agenda untuk para anggota baru GSC yaitu Beginner Training Intensive Class (BTIC) bertempat di Kebun Buah Mangunan, Imogiri. BTIC merupakan salah satu kegiatan upgrading dan tahap awal untuk menjadi anggota GSC yang sesungguhnya. Dalam BTIC kali ini, kegiatan yang dilakukan yaitu group debate, pengenalan bentang lahan, kelas penulisan makalah ilmiah dan motivasi oleh seorang bintang tamu.
4 maret 2016 Sekitar pukul 21.00 WIB dilaksanakan kegiatan pertama BTIC di mana seluruh peserta BTIC berkumpul di aula untuk melaksanakan kegiatan GRUP DEBATE, mekanisme debat ini dilakukan dengan membentuk dua stand, yakni PRO dan KONTRA terhadap mosi yang diberikan. Adapun mosi yang dibicarakan dalam debat ini yaitu PERPANJANGAN KONTRAK PENAMBANGAN PT. FREEPORT DI PAPUA. Seluruh peserta BTIC dibagi menjadi dua kelompok, kelompok 1 adalah tim KONTRA yang menentang atau tidak setuju dengan bahasan dalam mosi yang diberikan dan kelompok 2 adalah tim PRO yang mendukung dan setuju dengan mosi. Sebelum debat dimulai, Lukman Hakim selaku moderator menjelaskan teknis dari kegiatan debat ini, diantaranya yaitu pembicara pertama dari tim kontra maupun tim pro bertugas untuk memberikan gambaran dasar, konsep, ataupun argumen utama mengenai mosi yang diberikan sebelumnya, lalu untuk pembicara kedua dan seterusnya dapat menanggapi, menyanggah, menguraikan kembali, ataupun mendukung argumen dari pembicara sebelumnya.
Peserta diberi waktu selama 10 menit untuk mendiskusikan materi mosi yang diberikan sesuai dengan stand mereka, PRO atau KONTRA, kemudian masing-masing kelompok mengajukan empat perwakilan untuk melaksanakan kegiatan debat. Adapun wakil dari tim PRO yaitu Adianto, Sabrina, Naufal, dan Najma, sedangkan wakil dari tim KONTRA yakni Cahyo, Farida , Ozan, dan Hendrik. Tiap pembicara ini memiliki kesempatan untuk mengutarakan argumennya dalam waktu 7 menit. Selama berlangsungnya penyampaian argumen tersebut, anggota kelompok dari kubu yang berbeda berhak menyampaikan interupsi kepada pembicara selama interupsi yang akan dilontarkan tersebut diajukan tak kurang dari satu menit sejak pembicara mulai menyampaikan argumennya serta pembicara tidak menolak untuk mendengarkan interupsi yang akan disampaikan oleh anggota kelompok tersebut.
Pembicara dari tim PRO menyampaikan gagasannya mengenai landasan historis Indonesia serta sumberdaya alam Indonesia yang melimpah, di mana keberadaannya diketahui oleh pihak Amerika yang kemudian menempatkan pion investasinya di Indonesia. Pembicara juga menyampaikan sejarah PT. Freeport dan menyatakan apabila PT. Freeport dilepas seolah-olah Indonesia tidak membalas budi Indonesia. Pembicara lain dari tim ini juga memperkuat argumen sebelumnya bahwa Amerika dahulu berperan sebagai mediator untuk mendapatkan Indonesia kembali dari Belanda. Ia lalu melanjutkan apabila menteri ESDM tidak punya bayangan untuk menghentikan Freeport karena Indonesia mempunyai perjanjian saham, selain itu pembicara ini juga membantah argumen dari tim KONTRA yang menyatakan jika Indonesia hanya mendapat sebagian kecil keuntungan atau saham, pembicara tim PRO menyampaikan bahwa sebenarnya Indonesia mendapatkan lebih dari 40% saham Freeport.
Pembicara dari tim KONTRA pun menyampaikan argumennya bahwa kasus Freeport ini merupakan penjajahan modern. Adapun alasan mereka menolak perpanjangan kontrak ini yakni Freeport telah melanggar undang-undang, saham anjlok, rendahnya keuntungan yang diterima oleh Indonesia, limbah Freeport mencemari sungai, serta terjadinya berbagai konflik disekitar Freeport. Dampak dari kegiatan pertambangan ini selain di bidang lingkungan juga menimbulkan konflik baik internal maupun eksternal. Keuntungan yang diperoleh Indonesia dari adanya Freeport ini hanya sedikit, padahal Freeport sudah bertahun-tahun menanamkan investasinya di Indonesia. Dilihat dari segi pekerja, mayoritas pekerja Freeport bukan penduduk asli Papua, melainkan orang asing yang dibawa oleh Freeport dari negara asalnya. Pembicara-pembicara lain pun saling mengungkapkan argumennya, interupsi-interupsi juga kerap dilontarkan oleh anggota-anggota kelompok lain.
Seusai berlangsungnya kegiatan debat, Lukman selaku moderator menyampaikan review apa saja yang telah disampaikan dan diutarakan oleh masing-masing pembicara dari tim PRO dan KONTRA serta bagaimana seharusnya pembicara dari kedua tim itu menyampaikan gagasannya sesuai dengan stand mereka. Kegiatan GROUP DEBATE ini ditutup dengan penyampaian sedikit penjelasan mengenai cara untuk menyampaikan argumen dengan baik oleh moderator, yakni argumen harus memuat A-R-E-L. Assertion, merupakan tagline yang diangkat, kalimat berisi pernyataan dari argumen yang akan disampaikan, serta alasan yang mendukung pernyataan argumen. Reasoning, berupa elaborasi, pendalaman, menjabarkan segala argumen menggunakan logika. Evidences, bukti-bukti dan fakta-fakta yang mendukung argumen dan alasannya. Link back, merupakan maksud dari argumen, mengaitkan kembali dengan pokok bahasan.
Hari kedua BTIC, 5 Maret 2016, sekitar pukul 06.30 WIB diadakan pengenalan bentang lahan bertempat di gardu pandang Kebun Buah Mangunan. Selain disuguhkan dengan pemandangan Kebun Buah Mangunan yang kini banyak menjadi destinasi wisata, peserta BTIC juga diberikan penjelasan mengenai bentang lahan yang terdapat di sekitar Kebun Buah Mangunan. Ahmad Zainun Faiz dan Nur Satiti Wulandari selaku pemateri dalam kegiatan pengenalan bentang lahan ini, menjelaskan bentang lahan yang terdapat di sekitar Kebun Buah Mangunan mulai dari sejarah proses pembentukannya, kondisi geologi, hidrologi, hingga kondisi ekologi, sosial serta ekonomi. Meskipun kondisi lingkungan sekitar yang cukup ramai, peserta BTIC cukup antusias mendengar penjelasan mengenai bentang lahan yang tampak di sekeliling dan tidak terasa kegiatan ini berlangsung cukup lama hingga sekitar pukul 09.00 WIB.
Peserta dan panitia BTIC kemudian kembali ke aula untuk sarapan dan persiapan kegiatan selanjutnya yaitu kelas penulisan makalah ilmiah serta motivasi oleh seorang bintang tamu. Bintang tamu pada kegiatan ini yaitu seorang alumni Geofisika UGM 2011 yang kini sedang menempuh pendidikan S2-nya di Inggris yaitu Maulana Rizki Aditama, S.Si dengan dipandu oleh seorang moderator, Futuha Helen. Dalam materinya yang bertajuk “Writing Scientific Papers”, beliau banyak menjelaskan seputar seluk beluk makalah ilmiah mulai dari tahap permulaan belajar menulis makalah ilmiah, apa saja yang diperlukan dalam makalah ilmiah, bagaimana menulis makalah ilmiah yang baik dan benar, dan publikasi makalah ilmiah. Beliau juga membagikan tips agar makalah ilmiah yang dibuat dapat lolos publikasi jurnal internasional maupun untuk keperluan beasiswa ke luar negeri. Menurut Maulana, makalah ilmiah merupakan hal penting dan menjadi salah satu poin unggulan bagi seorang mahasiswa yang nantinya akan bersaing di dunia kerja maupun dalam mencari beasiswa khususnya beasiswa ke luar negeri. Makalah ilimiah tidak harus selalu mengangkat tema-tema yang besar, dan bahkan dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kehidupan kita pun dapat menjadi makalah ilmiah yang baik asal dapat mengkemasnya dengan baik, tidak plagiat, memiliki kredibilitas dan alangkah baiknya memiliki dampak yang besar bagi kehidupan. Sekitar pukul 13.30 WIB, acara ini diakhiri dengan penyerahan kenang-kenangan dari GSC yang diwakili oleh Ketua GSC, Heni Ermawati kepada Maulana Rizki Aditama atas partisipasinya menjadi pemateri dalam kegiatan BTIC. Kegiatan BTIC ditutup dengan pemberian hadiah kepada best speaker dalam kegiatan group debate yaitu Ozan dari tim kontra yang diberikan secara simbolik oleh ketua BTIC GSC 2016 yaitu Risky Yanuar. Kegiatan BTIC yang dilaksanakan secara singkat ini diharapkan menjadi wadah upgrading kemampuan intelektual maupun sosial anggota GSC, pengakraban dengan setiap anggota GSC dan satu langkah menjadi anggota GSC sesungguhnya. Salam GSC Produktif!